Saat anak demam, biasanya orang tua segera mengupayakan berbagai cara untuk menurunkan demam yang dialami sang buah hati. Pemilihan cara penanganan sebaiknya didasarkan pada pemahaman yang benar mengenai demam.
Penyebab Demam Beragam Faktor-faktor yang bisa menjadi penyebab demam sebenarnya cukup beragam. Ketika anak divaksinasi, atau diimunisasi, untuk beberapa jenis vaksin memang menimbulkan demam. Anak juga bisa demam saat tumbuh gigi. Satu hal yang perlu digaris bawahi orang tua adalah, demam bukan penyakit utama, melainkan bisa hanya suatu reaksi alamiah tubuh terhadap kuman pembawa penyakit yang tidak serius. Dengan kata lain, demam tidak selalu merupakan pertanda adanya penyakit yang membahayakan.
Demam setelah imunisasi tertentu menandakan terjadinya respon aktif dari tubuh untuk membentuk antibodi yang pada saatnya nanti antibodi tersebut akan berfungsi sebagai zat penangkal kuman penyakit, khususnya penyakit yang sesuai dengan tujuan imunisasi tersebut. Imunisasi campak misalnya, bertujuan membangun kekebalan tubuh terhadap penyakit campak. Imunisasi DPT (difteri, pertusis, tetanus), untuk mencegah kejadian ketiga penyakit tersebut. Demikian pula imunisasi lainnya.
Lebih Fokus pada Anak, Bukan pada Termometer
Apapun penyebab atau faktor pencetusnya, yang terpenting adalah bahwa ketika anak demam, orang tua sebaiknya lebih berkonsentrasi untuk membuat rasa nyaman pada anak, dan bukan semata-mata berfokus pada angka-angka di termometer. Saran ini termuat dalam laporan terbaru di Jurnal Persatuan Dokter Anak Amerika belum lama ini.
Demam, alias peningkatan temperatur tubuh, sesungguhnya turut berperan dalam memperlambat pertumbuhan virus maupun bakteri di dalam tubuh. Fakta ini menjadi salah satu dasar pertimbangan logis mengapa para orang tua selayaknya tidak perlu bergegas atau terburu-buru memberikan obat penurun panas ketika diketahui anak mengalami demam.
Boleh-boleh saja memberikan obat penurun panas, dengan catatan langkah tersebut dilakukan untuk membantu anak merasa nyaman. Dengan kata lain, jika anak demam, tetapi kondisinya terlihat tenang dan tidak rewel, maka pemberian obat penurun panas sebaiknya ditunda.
Ketika anak demam, memang ada orang tua yang mengkhawatirkan terjadinya kejang (step) jika obat penurun panas tidak segera diberikan. Padahal, obat penurun panas tidak terbukti dapat mencegah terjadinya kejang demam. Fakta sesungguhnya adalah, kejang demam lebih sering terjadi di tahap-tahap awal infeksi, sebelum para orang tua menyadari anaknya mengalami demam.
Posting Komentar untuk "Cara Bijak Mengatasi Demam pada Anak"